Kompetensi pedagogik meliputi pemahaman guru terhadap peserta didik,
perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan
pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi
yang dimilikinya. Secara rinci setiap subkompetensi diuraikan sebagai berikut:
Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang mencerminkan
kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi
teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia. Secara rinci
subkompetensi diuraikan sebagai berikut:
Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru untuk berkomunikasi dan
bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.
Kompetensi ini memiliki subkompetensi dengan indikator dalam uraian
berikut:
Kompetensi profesional merupakan penguasaan materi pembelajaran secara
luas dan mendalam, yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata
pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materinya,
serta penguasaan terhadap stuktur dan metodologi keilmuannya. Setiap
subkompetensi tersebut memiliki indikator sebagai berikut:
Delapan Keterampilan Guru Dalam Mengajar
Keterampilan
mengajar guru adalah seperangkat kemampuan/kecakapan guru dalam
melatih/membimbing aktivitas dan pengalaman seseorang serta membantunya
berkembang dan menyesuaikan diri kepada lingkungan. Turney (1973)
mengemukakan 8 (delapan) keterampilan dasar mengajar, yakni:
a.
Keterampilan Bertanya
Bertanya
merupakan ucapan verbal yang meminta respon dari seseorang yang dikenal. Respon
yang diberikan dapat berupa pengetahuan sampai dengan hal-hal yang merupakan
hasil pertimbangan. Jadi bertanya merupakan stimulus efektif yang mendorong
kemampuan berpikir.
Dalam
proses belajar mengajar, bertanya memainkan peranan penting sebab pertanyaan
yang tersusun dengan baik dan teknik pelontaran yang tepat akan memberikan
dampak positif terhadap siswa. Keterampilan bertanya ini mutlak harus dikuasai oleh
guru baik itu guru pemula maupun yang sudah profesional karena dengan
mengajukan pertanyaan baik guru maupun siswa akan mendapatkan umpan balik dari
materi serta juga dapat menggugah perhatian siswa atau peserta didik.
Komponen-komponen dan prinsip-prinsip dalam ketrampilan bertanya: Bertanya
Dasar dan Bertanya Lanjut, Teknik Bertanya, Jenis pertanyaan.
Keterampilan
bertanya dibedakan atas keterampilan bertanya dasar dan ketrampilan bertanya
lanjut. Keterampilan
bertanya dasar mempunyai beberapa komponen dasar yang perlu diterapkan dalam
mengajukan segala jenis pertanyaan. Komponen-komponen yang di maksud adalah :
Pengungkapan pertanyaan secara jelas dan singakat, Pemberian acuan, pemusatan,
Pemindah giliran, Penyebaran, Pemberian waktu berpikir dan pemberian tuntunan.
Sedangkan
keterampilan bertanya lanjut merupakan lanjutan dari keterampilan bertanya
dasar yang lebih mengutamakan usaha mengembangkan kemampuan berpikir siswa,
memperbesar partisipasi dan mendorong siswa agar dapat berinisiatif sendiri.
Keterampilan bertanya lanjut dibentuk diatas landasan penguasaan
komponen-komponen bertanya dasar. Karena itu, semua komponen bertanya dasar
masih dipakai dalam penerapan keterampilan bertanya lanjut. Adapun
komponen-komponen bertanya lanjut itu adalah : Pengubahan susunan tingkat
kognitif dalam menjawab pertanyaan, Pengaturan urutan pertanyaan, Penggunaan
pertanyaan pelacak dan peningkatan terjadinya interaksi.
b. Keterampilan memberikan penguatan
Penguatan (reinforcement)
adalah segala bentuk respons, baik bersifat verbal maupun non verbal, yang
merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa,
bertujuan memberikan informasi atau umpan balik (feed back) bagi si
penerima (siswa), atas perbuatannya sebagai suatu dorongan atau koreksi.
Penguatan juga merupakan respon terhadap tingkah laku yang dapat meningkatkan
kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut.
Teknik pemberian
penguatan dalam KBM yang bersifat verbal dapat dinyatakan melalui pujian,
penghargaan atau pun persetujuan, sedangkan penguatan non verbal dapat
dinyatakan melalui gesture, mimic muka (ekspresi), penguatan dengan cara
mendekati, penguatan dengan sentuhan (contact), penguatan dengan kegiatan
yang menyenangkan, dan sebagainya.
Pemberian penguatan dalam proses belajar mengajar mempunyai beberapa tujuan
dan manfaat apabila dapat dilakukan dengan tepat antara lain:
-
Dapat meningkatkan perhatian dan motivasi siswa
terhadap materi
-
Dapat mendorong siswa untuk berbuat baik dan produktif
-
Dapat menumbuhkan rasa kepercayaan diri siswa itu
sendiri
-
Dapat meningkatkan cara belajar siswa aktif
-
Dapat mendorong siswa untukeningkatkan belajarnya
secara mandiri.
Walaupun
pemberian penguatan sifatnya sederhana dalam pelaksanaannya, namun dapat pula
pemberian penguatan yang diberikan kepada siswa justru membuat siswa enggan
belajar karena penguatan yang diberikan tidak sesuai dengan tindakan yang
dilakukan siswa tersebut, pemberian penguatan yang berlebihan akan berakibat
fatal.
c. Keterampilan
mengadakan variasi
“Variasi”
dalam kegiatan belajar mengajar dimaksudkan sebagai perubahan dalam proses
interaksi belajar mengajar. Dalam konteks ini, “variasi” merujuk pada tindakan
dan perbuatan guru, yang disengaja ataupun secara spontan, yang dimaksudkan
untuk meningkatkan dan mengikat perhatian siswa selama pembelajaran
berlangsung. Tujuan utama dari “variasi” dalam kegiatan pembelajaran ini adalah
untuk mengurangi rasa boring yang membuat siswa tidak lagi fokus pada prose KBM
yang sedang berlangsung. Untuk itu guru perlu melakukan berbagai “variasi” sehingga
perhatian siswa tetap terpusat pada pelajaran.
Keterampilan variasi yang tepat dalam proses belajar mengajar akan dapat
memberi manfaat bagi siswa antara lain:
-
Dapat menimbulkan dan meningkatkan perhatian siswa
terhadap materi yang diberikan kepadanya.
- Dapat memberi motivasi kepada siswa untuk memusatkan
perhatiannya pada proses belajar mengajar.
-
Dapat menghindari kebosanan siswa dalam belajar.
- Dapat mendorong anak untuk mengadakan diskusi dengan
temannya.
d. Keterampilan Menjelaskan
Keterampilan
menjelaskan adalah penyajian informasi secara lisan yang diorganisasikan secara
sistematik untuk menunjukkan adanya hubungan yang satu dengan yang lainnya.
Komponen-komponen ketrrampilan menjelaskan terbagi dua, yaitu : Merencanakan,
hal ini mencakup penganalisaan masalah secara keseluruhan, penentuan jenis
hubungan yang ada diantara unsur-unsur yang dikaitkan dengan penggunaan hukum,
rumus yang sesuai dengan hubungan yang telah ditentukan. Dan penyajian suatu
penjelasan, dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut : kejelasan,
penggunaan contoh dan ilustrasi, pemberian tekanan, dan penggunaan balikan.
Kegiatan
menjelaskan dalam kegiatan pembelajaran bertujuan untuk membantu siswa memahami
berbagai konsep, hukum, prosedur, dan sebagainya secara objektif, membimbing
siswa memahami pertanyaan, meningkatkan keterlibatan siswa, memberi siswa
kesempatan untuk menghayati proses penalaran serta memperoleh balikan tentang
pemahaman siswa.
e. Keterampilan
membuka dan menutup pelajaran
·
Membuka Pelajaran
Yang
dimaksud dengan membuka pelajaran (set induction) ialah usaha atau
kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam proses KBM untuk menciptakan prokondusi
bagi siswa agar mental maupun perhatian terpusat pada apa yang akan dipelajari,
dan usaha tersebut diharapkan akan memberikan efek positif terhadap kegiatan
belajar. Komponen ketrampilan membuka pelajaran meliputi: menarik perhatian
siswa, menimbulkan motivasi, memberi acuan melalui berbagai usaha, dan membuat
kaitan atau hubungan di antara materi-materi yang akan dipelajari.
Kalimat-kalimat awal yang diucapkan guru merupakan penentu keberhasilan
jalannya seluruh pelajaran. Tercapainya tujuan pengajaran bergantung pada
metode mengajar guru di awal pelajaran. Seluruh rencana dan persiapan sebelum
mengajar dapat menjadi tidak berguna jika guru gagal dalam memperkenalkan
pelajaran.
·
Menutup Pelajaran
Menutup
pelajaran (closure) ialah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk
mengakhiri proses KBM. Jangan akhiri pelajaran dengan tiba-tiba. Penutup
harus dipertimbangkan dengan sebaik mungkin agar sesuai. Guru perlu
merencanakan closing yang baik dan tidak tergesa-gesa. Jangan lupa sertakan
pula doa. “Komponen-komponen dan prinsip-prinsip dalam menutup pelajaran:
Merangkum Pelajaran. Sebagai penutup, hendaknya guru memberikan ringkasan dari
pelajaran yang sudah disampaikan. Ringkasan pelajaran sudah tidak lagi berupa
diskusi kelas atau penyampaian garis besar pelajaran, tetapi berisi ringkasan
dari hal-hal yang disampaikan selama jam pelajaran dengan menekankan fakta
dasar pelajaran tersebut. Menyampaikan Rencana Pelajaran Berikutnya. Waktu
menutup pelajaran merupakan saat yang tepat untuk menyampaikan rencana
pelajaran berikutnya. Guru dapat memberikan kilasan pelajaran untuk pertemuan
berikutnya. Diharapkan hal ini dapat merangsang keinginan belajar mereka. Sebelum
kelas dibubarkan, ungkapkanlah pelajaran yang akan disampaikan minggu depan dan
kemukakan rencana-rencana di mana murid dapat mengambil bagian dalam pelajaran
mendatang. Bangkitkan minat. Guru tentu ingin murid-muridnya kembali di
pertemuan berikutnya dengan penuh semangat. Oleh karena itu, biarkan murid
pulang ke rumah mereka dengan satu pertanyaan atau pernyataan yang mengesankan,
yang dapat membangkitkan minat dan rasa ingin tahu mereka.
f.
Keterampilam Membimbing Diskusi Kelompok Kecil
Diskusi kelompok adalah suatu proses yang teratur yang melibatkan
sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang informal dengan berbagai
pengalaman atau informasi, pengambilan kesimpulan, atau pemecahan masalah.
Diskusi kelompok merupakan strategi yang memungkinkan siswa menguasai suatu
konsep atau memecahkan suatu masalah melalui satu proses yang memberi
kesempatan untuk berpikir, berinteraksi sosial, serta berlatih bersikap
positif. Dengan demikian diskusi kelompok dapat meningkatkan kreativitas siswa,
serta membina kemampuan berkomunikasi termasuk di dalamnya keterampilan
berbahasa.
g. Keterampilan
Mengelola Kelas
Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara
kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses
belajar mengajar. Dengan kata lain kegiatan-kegiatan untuk menciptakan dan
mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar mengajar,
misalnya penghentian tingkah laku siswa yang menyelewengkan perhatian kelas,
pemberian ganjaran bagi ketepatan waktu penyelesaian tugas oleh siswa, atau
penetapan norma kelompok yang produktif.
Suatu kondisi belajar yang optimal dapat tercapai jika guru mampu mengatur
siswa dan sarana pengajaran serta mengendalikannya dalam suasana yang
menyenangkan untuk mencapai tujuan pengajaran. Dalam melaksanakan keterampilan
mengelola kelas maka perlu diperhatikan komponen-komponen keterampilan
mengelola kelas, antara lain:
·
Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan
pemeliharaan kondisi belajar yang optimal (bersifat preventif)..
Keterampilan ini berkaitan dengan kemampuan guru dalam mengambil inisiatif dan
mengendalikan pelajaran serta kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan hal-hal
seperti keterampilan menunjukkan sikap tanggap, member perhatian, memusatkan
perhatian, memusatkan perhatian kelompok, memberikan petunjuk-petunjuk yang
jelas, menegur dan member penguatan.
·
Keterampilan yang berhubungan dengan pengembalian
kondisi belajar yang optimal. Keterampilan ini berkaitan dengan respons
guru terhadap gangguan siswa yang berkelanjutan dengan maksud agar guru dapat
mengadakan tindakan remedial untuk mengembalikan kondisi belajar yang optimal.
Apabila terdapat siswa yang menimbulkan gangguan yang berulang-ulang walaupun
guru telah menggunakan tingkah laku dan respon yang sesuai, guru dapat meminta
bantuan kepada kepala sekolah, konselor sekolah, atau orang tua siswa.
h. Keterampilan mengajar kelompok kecil dan
perseorangan
Secara fisik
bentuk pengajaran ini ialah berjumlah terbatas, yaitu berkisar antara 3 sampai
8 orang untuk kelompok kecil, dan seorang untuk perseorangan. Pengajaran
kelompok kecil dan perseorangan memungkinkan guru memberikan perhatian terhadap
setiap siswa serta terjadinya hubungan yang lebih akrab antara guru dan siswa
dengan siswa.
Format mengajar ini ditandai oleh adanya
hubungan interpersonal yang lebih akrab dan sehat antara guru dengan siswa,
adanya kesempatan bagi siswa untuk belajar sesuai dengan kemampuan, minat,
cara, dan kecepatannya, adanya bantuan dari guru, adanya keterlibatan siswa
dalam merancang kegiatan belajarnya, serta adanya kesempatan bagi guru untuk
memainkan berbagai peran dalam kegiatan pembelajaran. Setiap guru dapat
menciptakan format pengorganisasian siswa untuk kegiatan pembelajaran kelompok
kecil dan perorangan sesuai dengan tujuan, topik (materi), kebutuhan siswa,
serta waktu dan fasilitas yang tersedia.